
SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN PEMILIH PADA SEGMEN PEREMPUAN
KPU Kabupaten Tasikmalaya mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih pada segmen Perempuan. Acara bertempat di Gedung MUI Kabupaten Tasikmalaya. Acara berlangsung pada tanggal 16 Oktober 2024. Peserta kegiatan adalah ormas Perempuan yag ada di Kabupaten tasikmalaya. Narasumber kegiatan tersebut ialah Dr. Isti’anah, M.Ag membawa tema Pembangunan Politik dan Pilkada. Narasumber ke 2 Titik Nurhayati, M.Hum., MH membawa tema Pentingnya Partisipasi Masyarakat Jawa Barat untuk mensukseskan Pilkada 2024. Narasumber ke 3 Fiona Callagan, M.Si membawa tema Perempuan Cerdas Memilih.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Partisipasi asyarakat dan SDM (Sosdiklih, Parmas dan SDM) Cecep Hamzah Pansuri. Dalam sambutannya kadiv Sosdiklih, Parmas dan SDM mengatakan, ikhtiar KPU untuk mensukseskan Pilkada 2024 telah melakukan sosialisasi ke beberapa segmen komunitas yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Sekarang ini KPU mengadakan Sosilaisasi dan Pendidikan Pemilih kepada segmen perempuan. Diharapkan dengan diadakan kegiatan ini peserta yang diundang menyampikan Kembali materi sosialisasi dari para narasumber.
Materi pertama dari DR. isti’anah, M.Ag. Aktifis perempuan dan Dosen dari UNCIP (Universitas Cipasung) serta pernah menjadi Anggota KPU periode 2018 – 2023 serta aktif di kegiatan sekitar aktifis perempuan. membawa materi Pilkada sebagai Proses Pembangunan Politik.
Materi yang disampaikan DR. isti’anah, M.Ag. mengenai pentingnya pemilu diselenggarakan untuk menjamin pemerintah yang kredibel walaupun menghabiskan biaya sangat besar. Dengan adanya pemilu pertumbuhan pembangunan ekonomi bisa stabil. Pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh stabilitas politik. Kegagalan dalam pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh stabilitas politik. Politik merupakan interaksi antara masyarakat dengan pemerintah dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetang kebaikan bersama dalam Pembangunan.
Beliau mengimbau kepada peserta yang hadir bila memilih pemimpin harus dilihat sepak terjangnya di Masyarakat, jangan memilih karena suka atau fanatik yang dalam istilahnya dikenal sebagai pemilih emosional. Dalam Pilkada 2024 ini organisasi perempuan bisa turut serta dalam membangun kesukarelaan untuk memberikan pendidikan politik dalam Pilkada 2024 dengan tujuan membentuk masyarakat yang terdidik dalam urusan Pilkada. memilih pemimpin berdasarkan rasional bukan emosi. Akhir dari materi beliau mengungkapkan tantangan pemilu dari masa ke masa adalah Politik uang, Hoax, Politik Identitas,
Materi kedua dari Fiona Callagan, M.Si Tokoh aktifis perempuan, Pemberdaya Budaya Perempuan. Aktifitas lainnya sebagai model, perwakilan DKI Jakarta dalam ajang Puteri Indonesia tahun 2009, Artis Film Hati ke Hati (2013) ,Tumbal Jaelangkung (2011) dan lainnya.
Materi yang disampaikan berjudul Perampuan Cerdas Memilih. Sebelum materi dibuka beliau mengatakan di masa lalu di Kabupaten Tasikmalaya pernah berdiri Kerajaan Galunggung dengan nama kabarataan Galunggung. Kerajaan bercorak keagamaan. Semua raja di tatar Sunda sebelum bertahta akan syah bila ditasbihkan atau dilantik oleh Kerajaan Galunggung. Kerajaan Galunggung berdiri pada 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 berdasarkan pada Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari dan pernah dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Tasikmalaya. Menariknya yang menjadi penguasa pertama adalah Sang Hyang Batari seorang perempuan. Ini menunjukan perempuan di Tasikmalaya sangat berperan pada waktu itu. Beliau memotivasi peserta yang hadir supaya bisa mencontoh Ratu Galunggung dengan tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan. Perempuan jangan hanya sebagai objek saja tetapi berubah menjadi subjek dan berperan aktif. Perempuan harus mengenali ilmu politik supaya bisa mengunakan suaranya secara utuh. Dalam artian utuh itu menjadi pemilih rasional. Sebelum memilih menanyakan kepada Calon Kepala Daerah apa janjinya untuk memberdayakan perempuan, dan aktif menagih janjinya Ketika mereka sudah jadi Kepala Daerah. Perjuangan kaum feminis di Indonesia sudah bisa menghasilkan produk Undang – Undang yang di dalam isinya ada kalimat kewajiban keterwakilan minimal 30 % untuk calon legislatif. Selain calon legislatif untuk pemilihan komisioner KPU beserta jajarannya harus ada keterwakilan perempuan. Keterwakilan perempuan juga di terapkan di Lembaga lainnnya.
Materi ke tiga dari Titik Nurhayati, M.Hum., MH aktifis perempuan pernah menjabat sebagai anggota KPU Provinsi Jawa Barat, Anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Periode Tahun 2021-2022 dan aktifitas lainnya. Beliau membawa materi Pentingnya partisipasi masyarakat Jawa Barat Untuk Mensukseskan Pilkada 2024.
Pembukaan materi dibuka dengan kutipan dari akademisi nasional tentang partisipasi masyarakat. Dalam pemaparannya beliau meminta kepada peserta sosialisasi dari kelompok perempuan untuk berperan aktif dalam partisipasi politik. Partisipasi kelompok perempuan memberikan isu strategis kepada calon pemimpin untuk mengembangkan isu-isu perempuan dan anak. Jangan menjadi golput pada saat pemilihan nanti. Cari pemimpin yang memiliki komitmen terhadap isu-isu perempuan dan anak.
Partisipasi bukan hanya datang saja ke TPS, tapi nanti setelahnya ada proses dialogis antara masyarakat dan pemimpin. Pemilu dan pemilihan itu aspek penting dalam demokrasi. Dengan pemilu masyarakat dapat mengontrol pemerintah. Kepada peserta sosialisasi beliau berpesan supaya sering berdialog dengan pemimpinnya. Karena dengan proses dialog pesan dapat disampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti dengan peraturan daerahnya masing – masing.
Dengan adanya acara ini semoga peserta dapat menularkan apa yang ttelah disampaikan oleh pemateri. Kedepan peran perempuan semakin aktif berkiprah di masyarakat untuk memperjuangkan aspirasi perempuan.